6 Aplikasi Terbaik untuk Perangkat Berbasis Android

6 Aplikasi Terbaik untuk Perangkat Android Anda

Banyak aplikasi yang ada di Google PlayStore. Beberapa aplikasi menawarkan kegunaan yang barangkali perlu Anda install untuk menunjang pekerjaan Anda.

Dilansir Itproportal, Minggu (20/4/2014), beberapa aplikasi unggulan ini bisa mengubah cara Anda dalam menggunakan perangkat Android. Selain itu, beberapa aplikasi yang tersedia juga bisa memonitor performa CPU atau lalu lintas jaringan.

Swype Keyboard
Aplikasi ini memungkinkan Anda mendapatkan cara baru ketika mengetik. Anda hanya tinggal menyentuh satu tombol untuk huruf pertama kemudian melakukan drag ke huruf berikut-berikutnya. Aplikasi ini bisa mempercepat untuk input teks.

Netgear Wi-Fi Analytics
Aplikasi gratis ini bisa menunjukkan kekuatan jaringan WiFi pada suatu area. Aplikasi ini juga bisa memperlihatkan seberapa kuat sinyal WiFi di kantor atau rumah pengguna.

Uninstall Master
Beberapa aplikasi di Google PlayStore menawarkan fitur untuk menghapus aplikasi secara cepat. Aplikasi Uninstall Master salah satu yang bisa Anda andalkan. Uninstall Master yang gratis ini memudahkan Anda untuk menghilangkan aplikasi dengan beberapa taps (sentuhan).

Astro File Manager with Cloud
Aplikasi gratis ini bisa digunakan untuk menjelajahi file dalam perangkat Android. Selain menawarkan fungsi salin (copy) atau memindahkan (move) file, aplikasi ini juga terhubung dengan layanan cloud seperti Dropbox atau SkyDrive.

Usemon CPU Usage Monitor
Aplikasi ini bisa menunjukkan pengguna RAM, performa CPU dan lalu lintas jaringan. Usemon CPU Usage Monitor diklaim ringan, sederhana dan bisa memperlihatkan grafik performa per core pada CPU.

Dropbox
Dropbox sebagai pionir ide dari layanan cloud personal membantu Anda untuk menyimpan data di storage cloud. Aplikasi gratis ini secara otomatis dapat mengunggah setiap foto yang Anda tangkap melalui kamera smartphone Android ke storage cloud.

Duh, Hacker Indonesia 'Adu Kekuatan'

Hacker Indonesia

Sebanyak 18 tim dari perguruan tinggi di Jawa Timur unjuk kebolehan mengadu kehebatan yang dikemas dalam bentuk kompetisi antarperetas, untuk pertahankan sistem jaringan di dunia maya sebagai rangkaian saresehan "Indonesia Creative Open Source Software" (ICrOSS) di Surabaya, 23-23 April 2014.

"Ini sebagai ajang pembuktian bahwa peretas asal Tanah Air tidak sekadar meretas dan tentunya bertujuan positif," ujar Ketua Umum "Association Open Source Indonesia" (AOSI) Betti Alisjahbana, selaku penyelenggara kepada wartawan di Surabaya, Jatim, Kamis, (24/4/2014) seperti dikutip dari Antara.

Dalam kompetisi tersebut, setiap tim terdiri dari lima orang yang bertugas membangun pertahanan sistem jaringan. Panitia, kata dia, bertindak sebagai peretas yang berusaha membobol keamanan jaringan setiap tim peserta.

"Selama ini, kebanyakan peretas atau 'hacker' mudah membobol situs jaringan dan sulit membuat sistem pertahanan," tuturnya.

Menurut dia, peretas asal Indonesia lebih sering membobol situs jaringan daripada membuat satu sistem pertahanan yang kuat.

Karena itu pihaknya berharap adanya peningkatan kesadaran terhadap sistem pertahanan teknologi informasi.

Sementara itu, rangkaian penyelenggaraan ICrOSS juga digelar seminar tentang teknologi informasi, antara lain "global perspective open source", "e-gove", komunitas "open source".

"Selain itu, juga untuk pengembangan 'software' atau perangkat lunak pada ponsel pintar dan kemajuan teknologi informasi lainnya," paparnya.

Di bagian lain, Betti juga menegaskan bahwa AOSI sangat mendukung pemerintah untuk mengamankan "database" dan "server" penting dari serangan para peretas.

"Sekarang ini perang tidak lagi memerlukan senjata yang banyak, tapi hanya dengan menyerang server dan database resmi milik pemerintah atau perusahaan tertentu maka bisa terjadi perang di dunia maya yang berbasis internet," tukasnya.

Karena itulah, lanjut dia, melalui rangkaian kegiatan ini diharapkan peretas di Indonesia mampu menahan dan mengamankan server miliknya kalau ada serangan dari orang lain.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang berkesempatan membuka kegiatan tersebut mengapresiasi dan mengaku bangga dengan pemanfaatan "open source" di lingkungan pemerintahan, khususnya Pemkot Surabaya.

"Sekarang ini semua layanan di Pemkot menggunakan open source. Selain murah juga mudah untuk dikembangkan. Pemantauan perkembangan Surabaya bisa hanya dengan iPad dan menghemat biaya pengeluaran kertas," ujarnya.

Mengenal Asal Usul SIM Card Ponsel

Mengenal Asal Usul SIM Card Ponsel

TIDAK banyak yang mengetahui, ponsel maupun peralatan gadget yang digunakan untuk berkomunikasi tanpa menggunakan SIM Card akan sulit beroperasi secara optimal. Bahkan tanpa disadari, bila selama ini banyak pengguna ponsel sering gonta-ganti nomor telefon, itu sama artinya mengganti SIM Card.

Ya, benda mungil yang dinamakan SIM Card itu sangat berarti sekali dan besar manfaatnya. SIM di sini bukan kepanjangan dari Surat Izin Mengemudi, tetapi Subciber Identity Mocule yang artinya identitas pelanggan. Oleh si penemu, ditambah kata Card yang dalam bahasa Indonesia artinya kartu. Bila digabungkan yang berarti kartu identitas pelanggan. Maka jadilah itu yang dinamakan SIM Card.

SIM itu sendiri merupakan kartu informasi kecil yang berisi informasi berlangganan dan informasi pribadi lainnya. Informasi ini seperti nomor telefon, informasi penagihan identitas, dan sebagian kecil data pengguna tertentu. Simcard digunakan dalam sistem GSM. Sedangkan kartu RUIM popular dalam sistem CDMA.

Lalu siapa penemu dari papan kecil berkode ini? Adalah Hermann Giesecke dan Alphonse Devrient yang pada 1991, melalui perusahaan yang didirikannya sejak 1852 di kota Munich, Jerman ini membuat SIM Card. Waktu itu, perusahaan tersebut membuat SIM Card untuk sebuah operator telekomunikasi di Finlandia.

Bentuknya di masa itu tidak sekecil sekarang. Kali pertama dibuat, SIM Card ukurannya besar seperti kartu kredit, KTP atau ATM dengan panjang dengan panjang 85,60 milimeter, lebar 53,98 milimeter, dan dengan ketebalan 0,76 milimeter.

Karena dianggap ukurannya terlalu besar, perusahaan terus berinovasi bagaimana caranya SIM Card dibuat untuk menyesuaikan ukuran ponsel zaman sekarang yang realtif kecil-kecil. Berbeda dengan masa itu, dimana ukuran ponsel besar-besar.

Maka dibuatlah SIM Card untuk ponsel dengan ukuran panjang 25 milimeter, lebar 15 milimeter dan dengan ketebalan 0,76 milimeter. SIM Card ukuran kecil hingga sekarang sangat populer dan masih digunakan di seluruh dunia.

SIM Card atau kartu memori itu sekarang dirancang khusus yang memudahkan penggunanya, yakni bisa dilepas dan diintegrasikan ke dalam setiap handset GSM. Pengguna tidak perlu khawatir akan kehilangan nomor telefon karena satu SIM Card mungil itu bisa menyimpan ratusan bahkan ribuan nomor telefon.

Bahkan SIM Card yang sekarang ini, diciptakan mampu menyimpan informasi tidak hanya nomor telefon, atau pesan teks , tetapi memuat data lain seperti video, gambar dan lainnya. Dapat dianalogikan seperti hardisk kecil yang dapat mengaktifkan telepon secara otomatis saat ditancapkan pada sebuah perangkat.

Perlu diketahui, sebuah perusahaan di Singapura dan Jepang tengah melakukan penelitian bahwa dalam setiap SIM Card yang biasa digunakan dalam ponsel itu, mengandung bahan emas, lapisan tembaga, perak, timah dan beberapa lapisan bahan lainnya. Hanya saja, rumors itu masih belum dibuktikan kebenarannya.

Menyeramkan, Sosok Hantu Berjalan di Lapangan Bola

Sosok Hantu Berjalan di Lapangan Bola

Penampakan yang diduga hantu tertangkap kamera video ketika berjalan di kerumunan penonton pertandingan sepak bola di Bolivia.

Dalam video tersebut memperlihatkan sesosok bayangan berjalan cepat melalui tribun selama pertandingan sepak bola di Stadion Hernando Siles di Lapaz, Bolivia. Demikian dilansir Telegraph, Jumat (25/4/2014).

Sosok hantu itu bahkan berjalan melalui penghalang dengan kecepatan konstan saat pertandingan masih berlangsung.

Video penampakan hantu itu langsung menjadi perbincangan hangat dan menebar ketakutan di beberapa media di bolivia.

Banyak spekulasi tentang penampakan sosok hantu yang terekam kamera di stadion sepak bola tersebut. Beberapa orang beranggapan sebagai refleksi dari pemain lain atau penonton.